Kabar Bantaeng– Suasana khidmat menyelimuti halaman Kantor Bupati Bantaeng Ratusan santri, guru, tokoh agama, serta para pejabat pemerintah daerah tampak memenuhi lapangan untuk mengikuti upacara peringatan Hari Santri Nasional (HSN) Tahun 2025. Bertindak sebagai pembina upacara, Wakil Bupati Bantaeng, H. Sahabuddin, menyampaikan pesan mendalam tentang peran penting santri dalam menjaga nilai-nilai kebangsaan sekaligus beradaptasi dengan perkembangan zaman.
Dalam amanatnya, Wabup Sahabuddin membacakan sambutan seragam Menteri Agama RI, Prof. H. Nasaruddin Umar, yang menegaskan bahwa Hari Santri merupakan momentum untuk mengenang jasa para santri dan ulama dalam perjuangan kemerdekaan. Para santri, kata Menag, bukan hanya bagian dari sejarah, tetapi juga garda depan dalam menjaga moral dan keutuhan bangsa.
“Peringatan Hari Santri mencerminkan peran penting para santri sebagai penjaga nilai-nilai kemerdekaan sekaligus penggerak kemajuan bangsa,” ucap Wabup Sahabuddin saat membacakan sambutan Menteri Agama.
Negara Hadir untuk Pesantren
Dalam kesempatan itu, Wabup juga menyinggung kepedulian pemerintah terhadap dunia pesantren. Kementerian Agama, kata dia, telah melakukan berbagai langkah nyata sebagai bentuk dukungan terhadap keberlangsungan pendidikan di pesantren.
“Sebagai wujud kepedulian negara terhadap dunia pesantren, Kementerian Agama telah hadir langsung di pesantren Al-Khozuny, meninjau kondisi, memberikan bantuan, serta memastikan proses pemulihan berjalan dengan baik. Ini merupakan bukti nyata bahwa negara hadir dan peduli terhadap pesantren serta para santri untuk terus berbenah,” ungkapnya.
Langkah-langkah ini, lanjut Wabup, menjadi bukti bahwa pesantren kini bukan lagi entitas yang berdiri sendiri, melainkan bagian penting dari pembangunan nasional yang mendapat perhatian serius dari pemerintah.
Santri Harus Siap Hadapi Era Teknologi

Baca Juga: Uji Nurdin Raih Penghargaan Bergengsi Pesantren Award 2025 dari Kemenag RI
Dalam bagian akhir sambutannya, Wabup Sahabuddin menegaskan bahwa santri masa kini harus mampu beradaptasi dengan kemajuan teknologi tanpa meninggalkan jati dirinya sebagai penjaga moral dan tradisi keilmuan Islam.
“Hari Santri harus menjadi momentum kebangkitan santri Indonesia. Santri tidak hanya menguasai kitab kuning, tetapi juga harus menguasai teknologi agar mampu bersaing di tingkat internasional,” tegasnya.
Menurut Wabup, perpaduan antara keilmuan agama dan penguasaan teknologi akan melahirkan generasi santri yang unggul, moderat, dan siap menjadi pionir kemajuan bangsa.
Semangat Kebangkitan Santri di Bantaeng
Upacara Hari Santri di Bantaeng tahun ini berlangsung dengan penuh semangat. Para santri dari berbagai pondok pesantren di wilayah Bantaeng turut menampilkan ragam kegiatan, mulai dari paduan suara, pembacaan shalawat, hingga penampilan seni islami.
Kehadiran para tokoh agama dan pejabat daerah menunjukkan sinergi antara pemerintah dan pesantren dalam membangun karakter generasi muda yang religius dan berdaya saing.
Hari Santri Nasional yang diperingati setiap 22 Oktober bukan hanya ajang seremonial, melainkan juga pengingat akan peran besar santri dalam perjalanan bangsa. Sejarah mencatat, semangat jihad dan cinta tanah air yang digelorakan oleh para ulama dan santri menjadi fondasi lahirnya kemerdekaan Indonesia.








